Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh
Jika ada yang belum memahami tahdzir bisa sedikit saya sampaikan ringkasnya disini. Tahdzir artinya pernyataan untuk menjauhi seseorang atau kelompok tertentu yang dianggap minimal tidak layak untuk diambil ilmunya/subhat, maksimal dianggap ahlul bid'ah, sesat atau celaan lain yang tidak layak duduk satu majelis bersamanya.
Tahdzir dianggap bagian dari agama. Tahdzir terkadang disampaikan terbatas atau terbuka untuk umum.
Fenomena ini sering saya jumpai pada komunitas yang menamakan dirinya Salafiy atau pengikut kajian Sunnah. Mereka sering membuat tahdzir pada tokoh atau kelompok diluar dirinya dan terkadang juga sesama salafy juga membuat tahdzir satu sama lain.
Dalam beberapa ayat dan hadits memang ada penjelasan agar kita menjauhi orang-orang yang menjadikan agama ini sebagai bahan ejekan dan hinaan. Serta menjauhi orang-orang yang jelas menyesatkan.
Tetapi mudah mentahdzir sesama muslim hanya karena perbedaan ijtihad syar'i bukanlah sikap bijak dan tidak dicontohkan oleh generasi Salaf dan tidak pula dicontohkan para Imam madzhab dan para ulama Mujtahid terdahulu.
Muslimin sekarang mestinya lebih bersikap bijak untuk menjadi Ummat Nabi Muhammad dengan ciri-cirinya yang disebut dalam Al Qur'an, yaitu saling berkasih sayang sesama mukmin dan bersikap keras pada orang-orang kafir (QS. al Fath : 29)
Dalam kondisi ummat di zaman seperti ini seharusnya para ulama dan da'i mengajak kembali pada ukhuwah Islamiyah untuk menegakkan kembali kemuliaan agama islam dan ummatnya.
Adapun persoalan perbedaan ijtihadiy harusnya dibahas dalam level para ahli ilmu di forum terbatas. Adapun pegangan untuk pengikutnya cukuplah pada dalil yang diyakini.
Memang sudah menjadi ketetapanNya bahwa ummat ini akan diuji dengan perpecahan dan pertikaian. Dan yang lulus ujian adalah mereka yang senantiasa menjaga ukhuwah dalam keimanan.
“Seorang muslim adalah orang yang kaum Muslimin selamat dari lisan dan tangannya, dan seorang Muhajir adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah.” (HR. Bukhari).
📝 Akhukum Abu Hanif
" Renungan Polemik "Fenomena Saling Tahdzir antara Da'i dan penuntut Ilmu" "
Semoga informasi ini bermanfaat untuk Anda.
☞Anda menyukai artikel ini?
Donasi Pengembangan Situs Web
Klik gambar untuk masuk ke Paypal
Berdonasi atau berbagi untuk pengembangan situs web PingooMoslem™ — Setiap rupiah akan membantu kami dalam mengembangkan situs web ini menjadi lebih baik, menambahkan lebih banyak fitur, serta konten baru yang lebih baik dan lebih cepat waktu rilisnya. Maka dari itu, apabila Anda berpendapat konten yang kami buat memiliki manfaat, dukunglah kami dengan berdonasi. Dukungan Anda tidak hanya akan memastikan agar konten kami dapat terus diakses, namun juga sangat penting dalam menjaga semangat, independen, dan konsistensi kinerja kami. Dengan begitu, kami akan mampu menginvestasikan waktu lebih banyak untuk fokus dalam mengembangkan situs web kami, serta insya-Allah merilis lebih banyak konten dengan waktu yang lebih cepat.
ATTENTION PLEASE!
Demi memperbaiki dan mengembangkan Blog ini agar menjadi lebih baik, Apabila Anda menemukan link yang mati/sudah tidak berfungsi atau gambar yang sudah tidak muncul/expire, silahkan hubungi kami disini. Laporan Anda sangat berguna pada perkembangan Blog ini. Terima kasih atas perhatiannya
PingooMoslem™ Blogsite | Post | Comment |
0 comments:
Merupakan suatu kehormatan bagi kami jika Anda menjadi orang yang paling pertama menuliskan komentar, baik berupa pujian, masukan, kritikan, maupun pertanyaan di kolom komentar yang terletak di bawah kotak ini.
Tak ada yang bisa saya berikan selain ucapan terima kasih karena telah memberikan apresiasi terhadap artikel ini.
♥ Expresikan Komentar Anda Dengan Emoticon Ini ♥
Ex:=> Ketik :b
Post a Comment